Sungai Brantas MeluapSungai Brantas Meluap

MALANG — Luapan Sungai Brantas yang terjadi pada Minggu (27/4) membawa fenomena unik di sejumlah daerah alirannya. Ribuan warga di Kabupaten Malang, Jawa Timur, berbondong-bondong mendatangi bantaran Sungai Brantas Meluap untuk menangkap ikan mabuk akibat debit air yang naik disertai lumpur dan sampah.

Fenomena ini terjadi setelah hujan deras mengguyur kawasan hulu Sungai Brantas sejak Sabtu malam. Air yang meluap membawa endapan lumpur pekat dan beragam material organik, menyebabkan kadar oksigen di dalam air menurun drastis. Akibatnya, banyak ikan, mulai dari mujair, lele, hingga nila, terlihat mengapung dalam keadaan lemas di permukaan sungai.

“Saya dapat ikan nila besar tanpa perlu pakai jaring. Tinggal ambil saja,” ujar Supriadi (45), warga Desa Sumberpucung, sambil menunjukkan hasil tangkapannya. Menurut Supriadi, fenomena “ikan mabuk” ini jarang terjadi dan menjadi berkah tersendiri bagi warga sekitar yang sebagian besar berprofesi sebagai petani dan buruh harian.

Selurh Warga Manfaatkan mencari ikan 2 Bendungan di Blitar untuk Cari Ikan Mabuk di Sungai Brantas

SUMBER GAMBAR : KILAUBERITA 

Selain membawa berkah, momen ini juga mengundang keramaian. Sejak pagi, warga dari berbagai desa sekitar sungai datang berbondong-bondong membawa ember, keranjang, dan bahkan serokan seadanya. Beberapa anak-anak terlihat berenang sambil mengejar ikan-ikan yang bergerak lambat.

Namun, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang mengingatkan warga untuk tetap berhati-hati. Kepala BPBD Kabupaten Malang, Bambang Istiawan, mengatakan bahwa kondisi air Sungai Brantas saat ini masih belum stabil.

“Debit air bisa kembali naik sewaktu-waktu. Kami minta warga yang berburu ikan untuk tidak terlalu jauh ke tengah sungai dan tetap memperhatikan keselamatan,” ujarnya saat dikonfirmasi.

Selain itu, Dinas Perikanan setempat mengimbau warga agar tidak mengonsumsi ikan yang menunjukkan tanda-tanda membusuk atau terkena pencemaran. “Ikan yang terlihat mabuk perlu dicek kondisi fisiknya. Jangan asal dikonsumsi, apalagi jika baunya sudah menyengat,” kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang, Retno Kusumaningrum.

Pakar lingkungan dari Universitas Brawijaya, Dr. Endah Pratiwi, menilai fenomena ini sebagai indikasi buruknya kesehatan Sungai Brantas. Menurutnya, selain faktor alami, pencemaran dari limbah rumah tangga dan industri turut memperparah penurunan kualitas air.

Warga Berebut Tangkap Ikan Mabuk Mengambang di bantaran Sungai Brantas Meluap

SUMBER GAMBAR : KILAUBERITA 

“Setiap kali Sungai Brantas Meluap , limbah-limbah yang mengendap di dasar akan teraduk dan menyebabkan ikan kekurangan oksigen. Ini tanda bahwa kondisi sungai sudah sangat rentan,” jelas Dr. Endah.

Warga berharap luapan air tidak membawa dampak lebih besar, seperti banjir di permukiman. Untuk sementara, mereka memanfaatkan fenomena langka ini untuk mengisi kebutuhan protein keluarga tanpa harus membeli ikan dari pasar.

“Saya bawa pulang dua ember penuh. Alhamdulillah, bisa untuk lauk beberapa hari ke depan,” kata Nurhayati (38), warga Kecamatan Kepanjen.

Pihak desa berencana mendirikan posko pemantauan di beberapa titik rawan untuk memastikan aktivitas warga tetap aman selama luapan air berlangsung.

Baca Juga : Berita Nasional Dua Begal Sadis Bunuh Sopir Taksi Online dan Curi Mobil Korban

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *