Oknum TNI AL Gadaikan Motor Rp15 Juta Demi Modal Membunuh Jurnalis di Kalsel – Sebuah kasus tragis kembali mencoreng institusi militer Indonesia. Seorang oknum anggota TNI Angkatan Laut diduga terlibat dalam pembunuhan seorang jurnalis di Kalimantan Selatan (Kalsel) Kebebasan pers terancam. Lebih mengejutkan lagi, untuk melancarkan aksinya, pelaku nekat menggadaikan sepeda motor seharga Rp15 juta guna membiayai rencana pembunuhan tersebut.
SUMBER GAMBAR : KilauBerita.online
Peristiwa ini mengundang kecaman luas, baik dari kalangan jurnalis, masyarakat sipil, hingga pemerhati hukum. Kasus ini menjadi preseden buruk terhadap kebebasan pers dan juga integritas aparat negara yang seharusnya menjadi pelindung rakyat, bukan malah menjadi ancaman.
Menurut informasi yang diketahui dari pihak kepolisian dan investigasi awal, jurnalis korban sedang menyelidiki sejumlah kasus penambangan ilegal dan konflik kepentingan di daerahnya. Tulisan-tulisan korban cukup berani dan telah beberapa kali mengangkat dugaan keterlibatan aparat dalam bisnis-bisnis gelap. Diduga kuat, aktivitas jurnalistik korban dianggap mengganggu kepentingan pihak tertentu yang kemudian mendorong terjadinya pembunuhan ini.
Oknum TNI AL tersebut, yang saat ini telah diamankan dan dalam proses pemeriksaan, diduga menjadi eksekutor atau bagian dari tim yang merencanakan aksi pembunuhan. Ia disebut menggadaikan harta benda sebesar 15 Juta Rupiah demi memperoleh dana awal untuk operasional aksi kriminal tersebut, termasuk biaya transportasi, peralatan, hingga koordinasi dengan pihak lain yang juga terlibat mengakibatkan kebebasan pers terancam.
Pihak TNI AL sendiri telah bereaksi cepat dengan menyatakan bahwa pelaku akan diproses secara hukum militer maupun pidana umum. Kepala Dinas Penerangan TNI AL menyatakan bahwa institusi tidak akan melindungi prajurit yang melanggar hukum, apalagi terlibat dalam kejahatan berat seperti pembunuhan.

SUMBER GAMBAR : KilauBerita.online
“Kami sangat menyesali kejadian ini. Jika terbukti bersalah, maka pelaku akan diberi sanksi tegas. Kami mendukung proses hukum yang transparan dan adil,” ujar perwakilan TNI AL dalam konferensi pers.
Di sisi lain, organisasi jurnalis seperti AJI (Aliansi Jurnalis Independen) dan LBH Pers mendesak agar kasus ini diselesaikan secara tuntas dan tidak berhenti hanya pada eksekutor. Mereka mengungkapkan pentingnya mengungkap aktor intelektual di balik pembunuhan ini, karena bisa jadi pelaku lapangan hanyalah pion dari jaringan yang lebih besar.
“Kami meminta Polri dan TNI tidak hanya berhenti pada siapa yang menekan pelatuk, tapi juga siapa yang memerintahkan dan membiayai. Kasus ini harus jadi momentum perbaikan besar dalam perlindungan jurnalis di Indonesia,” tegas Ketua AJI Indonesia.
Kasus ini menambah daftar panjang kekerasan terhadap jurnalis di tanah air. Meski Indonesia memiliki UU Pers dan menjamin kebebasan berekspresi, dalam praktiknya masih banyak jurnalis yang mengalami intimidasi, kekerasan, bahkan hingga kehilangan nyawa karena pekerjaan mereka.
Kematian seorang jurnalis tidak hanya kehilangan keluarga dan rekan kerjanya, tetapi juga bagi demokrasi itu sendiri. Harapan besar kini muncul pada proses hukum yang adil, transparan, dan menjangkau seluruh pelaku yang terlibat.
Baca Juga : Teknologi Deretan HP Terbaik Dunia 2025 dengan Teknologi Tercanggih