Israel Ancam Perang Terus
Berita Internasional

Israel Ancam Perang Terus Berlanjut Bila Sandera Tak Dibebaskan

TEL AVIV, KilauBerita –  Israel Ancam Perang Terus Berlanjut Bila Sandera Tak Dibebaskan, Situasi konflik Israel dan Hamas di Jalur Gaza kembali memanas setelah pernyataan tegas dari Jenderal tertinggi Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir, pada Jumat (1/8/2025). Dalam pidatonya di hadapan para perwira di Gaza, Zamir menegaskan bahwa perang tidak akan berhenti kecuali ada kesepakatan jelas mengenai pembebasan sandera yang masih ditahan Hamas.

“Dalam beberapa hari ke depan, kita akan mengetahui apakah mungkin mencapai kesepakatan untuk pembebasan sandera. Jika tidak, pertempuran akan terus berlanjut tanpa henti,” ujar Zamir dalam rekaman yang dirilis militer Israel, seperti dilansir AFP pada Sabtu (2/8/2025).

Pernyataan keras tersebut memperkuat sinyal bahwa Israel ancam perang terus berlanjut apabila negosiasi gagal mencapai titik temu.


Kondisi Sandera Masih Mengkhawatirkan

Berdasarkan data militer Israel, dari 251 orang yang diculik dalam serangan Hamas pada Oktober 2023, masih ada 49 orang yang diyakini berada di Gaza. Namun, 27 di antaranya telah dipastikan meninggal dunia.

Kondisi para sandera yang masih hidup kian memicu keprihatinan. Hamas pada pekan ini merilis dua video yang memperlihatkan sandera dengan kondisi lemah dan kurus, menandakan bahwa kesehatan mereka sangat terancam.

Keluarga para sandera di Israel mendesak pemerintah untuk lebih serius dalam menekan Hamas melalui jalur diplomasi. Namun, sebagian pihak justru menuntut langkah militer lebih keras, bahkan jika itu berarti memperpanjang pertempuran.


Negosiasi Buntu

Upaya diplomasi yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar hingga kini masih menemui jalan buntu. Negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera yang diharapkan tuntas pada Juli lalu gagal total.

Kegagalan itu semakin memperdalam jurang ketidakpercayaan antara kedua belah pihak. Israel menilai Hamas sengaja mempermainkan waktu dengan menggunakan sandera sebagai alat tawar-menawar politik. Sementara Hamas menuduh Israel tidak sungguh-sungguh dalam mengupayakan gencatan senjata yang adil.

Situasi ini menimbulkan tekanan besar bagi Perdana Menteri Israel dan para pejabat tinggi negara, baik dari dalam negeri maupun dari komunitas internasional.


Krisis Kemanusiaan di Gaza

Di sisi lain, kondisi rakyat Palestina di Gaza semakin memburuk. Berbagai organisasi internasional memperingatkan adanya krisis kelaparan akut akibat terbatasnya akses bantuan kemanusiaan.

Namun, Zamir dengan tegas membantah tuduhan bahwa Israel secara sengaja menahan bantuan untuk menciptakan kelaparan. “Kampanye tuduhan palsu tentang kelaparan yang disengaja adalah upaya menipu untuk mendiskreditkan IDF. Yang bertanggung jawab atas penderitaan rakyat Gaza adalah Hamas,” tegasnya.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan Gaza yang diakui PBB, serangan Israel sejak Oktober 2023 telah menewaskan sedikitnya 60.332 orang, sebagian besar warga sipil. Angka ini memicu kecaman global dan seruan gencatan senjata segera.

Sementara itu, Israel mencatat bahwa serangan Hamas pada Oktober 2023 telah menewaskan 1.219 orang, mayoritas warga sipil, serta menimbulkan korban besar di pihak militer dengan 898 tentara tewas sejak invasi darat.

Baca Juga : Gaduh PPATK Blokir Rekening Total 31 Juta Dicabut Usai Viral

Tekanan Politik dan Internasional

Pernyataan Zamir muncul di tengah meningkatnya tekanan internasional agar Israel menghentikan serangan militer. PBB, Uni Eropa, hingga sejumlah negara Arab menyerukan agar gencatan senjata segera diwujudkan untuk mencegah lebih banyak korban sipil.

Namun, dukungan kuat dari sebagian sekutu Barat, terutama Amerika Serikat, membuat Israel tetap kukuh dengan posisinya. Washington sejauh ini masih memberikan bantuan militer sekaligus dukungan diplomatik kepada Tel Aviv, meski mendapat kritik tajam dari kalangan masyarakat internasional.


Jalan Panjang Menuju Perdamaian

Pakar hubungan internasional menilai konflik berkepanjangan ini akan sulit diakhiri selama kedua belah pihak tetap mengedepankan kekerasan ketimbang kompromi politik.

“Pernyataan Israel jelas menunjukkan bahwa mereka tidak akan menghentikan operasi militer sebelum ada kepastian soal sandera. Hamas pun belum menunjukkan tanda-tanda untuk menyerah. Ini menandakan bahwa jalur diplomasi masih panjang dan penuh hambatan,” ungkap Dr. Ahmad Syakir, analis politik Timur Tengah.

Situasi Gaza diprediksi tetap memanas dalam beberapa pekan ke depan. Jika negosiasi tidak segera menemukan titik terang, maka Israel ancam perang terus berlanjut bukan sekadar retorika, melainkan kenyataan yang akan terus menambah jumlah korban jiwa.


Kesimpulan

Konflik Israel-Hamas kembali memasuki babak krusial. Harapan untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera masih terbuka, namun ancaman militer tetap membayangi.

Dengan posisi Israel yang keras dan kondisi Gaza yang semakin terpuruk, dunia internasional kini berada pada persimpangan. Apakah diplomasi akan kembali dihidupkan, atau perang akan terus meluas?

Yang jelas, selama sandera belum dibebaskan, Israel ancam perang terus berlanjut akan terus menjadi headline utama dalam konflik Timur Tengah yang tak kunjung usai ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *