KilauBerita,Pasaman – Kasus Jasad Misterius, Nur Mintana Hasibuan Diduga Dibunuh, Suasana duka dan kemarahan menyelimuti keluarga kecil di Desa Pasar Latong, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara. Putri remaja mereka, Nur Mintana Hasibuan (15), yang semula hanya pamit keluar bersama seorang pria kenalan keluarga, ditemukan tewas mengenaskan di sebuah selokan berlumpur di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.
Penemuan jasad wanita tanpa identitas pada Selasa (12/8/25) di Kampung Binubu, Nagari Sontang Cubadak, Kecamatan Padang Gelugur, sempat menggemparkan warga. Dua hari berlalu, kepolisian akhirnya memastikan identitas korban sekaligus mengungkap bahwa kematiannya merupakan kasus pembunuhan keji.
Hasil Visum Bongkar Fakta Mengejutkan
Kasus Jasad Misterius Kasat Reskrim Polres Pasaman, AKP Fion Joni Hayes, SH. MM, mengungkapkan hasil visum dokter forensik RS Bhayangkara Polda Sumbar. Fakta yang ditemukan menegaskan korban tidak meninggal secara wajar.
“Tulang leher korban patah, tulang pelipis kanan retak, dan terdapat luka robek pada bagian anus serta kemaluan korban,” ungkap AKP Fion, Kamis malam (14/8/25).
Dengan suara tegas, perwira polisi itu menyebutkan hasil visum memperlihatkan adanya kekerasan fisik sekaligus dugaan tindak pelecehan sebelum korban dibunuh. Autopsi lanjutan dijadwalkan Jumat (15/8/25) untuk memastikan detail penyebab kematian serta kecocokan DNA dengan orang tua korban.
Identitas Korban Terungkap Lewat Ciri Kecil
Foto Nur Mintana ( Korban Pembunuhan )
Kepastian bahwa jasad tersebut adalah Nur Mintana diperoleh setelah orang tua korban, Saripudin Hasibuan (41) dan Risnawati (39), melihat langsung tubuh putrinya di rumah sakit. Meski wajah sudah bengkak dan sulit dikenali, sang ibu tak ragu lagi setelah menemukan tanda khas.
“Saya buka kakinya, terlihat kuku jempol kiri yang sedikit bergulung. Kuku tangannya juga merah karena masih ada inai. Itu anak saya, Mintana,” tutur Risnawati dengan mata berkaca-kaca.
Mintana adalah anak kedua dari lima bersaudara. Meski sudah berusia 15 tahun, ibunya menegaskan pola pikir dan perilakunya masih seperti anak-anak.
Baca Juga : Rise Tower Riyadh Pencakar Langit 2 Km Rekor Terbaru nanti
Kronologi Hilangnya Nur Mintana
Kisah tragis ini bermula Minggu (10/8/25). Saat itu, Nur Mintana dijemput seorang lelaki yang dikenal keluarganya, dulunya rekan kerja ayahnya. Lelaki itu mengajak korban untuk mandi-mandi ke Sungai Siraisan, tempat wisata lokal yang cukup ramai dikunjungi.
Namun rencana itu ternyata hanya kedok. Mintana dibawa pergi, sementara adiknya Siti Fatimah (11) dan dua anak lain yang ikut, justru diturunkan 500 meter dari rumah. Mereka diberi uang Rp17 ribu agar tidak ikut serta.
“Sekarang kakak dulu yang dibawa, besok baru kalian saya ajak,” ucap lelaki itu, seperti dituturkan ibu korban.
Yang lebih mengejutkan, dua hari sebelumnya, lelaki itu sempat datang ke rumah dan menawarkan Mintana untuk dijadikan pengasuh anaknya. Tawaran ditolak keluarga, tetapi ternyata niatnya jauh lebih berbahaya.
Terduga Pelaku Diburu Polisi
Potret Evakuasi Jasad Korban Oleh Tim Gabungan TNI – POLRI di TKP
Polisi kini sudah mengantongi identitas terduga pelaku. Tim Satreskrim Polres Pasaman tengah memburunya dengan bantuan teknologi pelacakan.
“Identitas sudah ada, tinggal kita tangkap. Malam ini juga kemungkinan besar pelaku bisa diamankan,” tegas Kasat Reskrim AKP Fion dengan nada yakin.
Jika nantinya diketahui korban tewas di wilayah hukum Kabupaten Padang Lawas, Sumut, maka kasus ini akan dilimpahkan ke Polda Sumut untuk ditangani lebih lanjut.
Duka Keluarga Kurang Mampu
Keluarga korban dikenal hidup sederhana, bekerja sebagai buruh tani di kebun milik orang lain. Kehilangan Mintana menjadi pukulan besar. Apalagi sang anak dikenal polos, lugu, dan masih suka bermain dengan anak-anak kecil.
“Kami sangat terpukul. Mintana memang sudah remaja, tapi pikirannya masih seperti anak kecil,” kata Risnawati, lirih.
Melihat kondisi ekonomi keluarga, Polres Pasaman berjanji menanggung seluruh biaya pemulasaraan hingga pemakaman korban.
“Jenazah akan dimandikan, dikafani, dishalatkan, dan dibawa pulang ke kampung halamannya di Padang Lawas untuk dimakamkan,” tutup AKP Fion.
Luka yang Sulit Terobati
Kasus ini menjadi pengingat betapa masih rentannya anak-anak perempuan dari keluarga kurang mampu terhadap bujuk rayu orang yang dipercaya. Kepercayaan yang disalahgunakan berakhir dengan tragedi memilukan.
Kini, keluarga hanya bisa berharap keadilan ditegakkan dan pelaku dihukum setimpal. Sementara itu, Nur Mintana Hasibuan akan pulang untuk terakhir kalinya ke tanah kelahirannya, bukan dengan senyum ceria, melainkan dengan tangisan duka yang mengiringinya ke peristirahatan terakhir.