Malas Mandi Bisa Jadi
Berita Nasional

Malas Mandi Bisa Jadi Tanda Mengalami Gangguan Jiwa

KilauBerita – Malas Mandi Bisa Jadi Tanda Mengalami Gangguan Jiwa, Fenomena malas mandi kerap dianggap sepele. Banyak orang mengaitkannya dengan rasa malas semata, gaya hidup, atau kebiasaan buruk sehari-hari. Namun, serangkaian penelitian internasional dan nasional membuktikan bahwa di balik perilaku tersebut bisa saja tersimpan tanda-tanda gangguan jiwa. Artinya, malas mandi bukan sekadar soal enggan beraktivitas, melainkan dapat menjadi sinyal dari kondisi psikologis yang lebih serius.

Studi Terbaru Ungkap Hubungan Mandi dan Depresi

Sebuah studi yang dipublikasikan di MedRxiv pada 2025 mengungkapkan bahwa depresi memiliki pengaruh kuat terhadap motivasi seseorang dalam menjaga kebersihan diri. Para peneliti mendapati bahwa penderita depresi cenderung enggan melakukan personal hygiene, termasuk mandi, menyikat gigi, atau mengganti pakaian secara teratur.

Menariknya, perilaku tersebut muncul bukan karena orang tersebut tidak tahu pentingnya kebersihan, melainkan karena adanya hambatan psikologis. Depresi, misalnya, dapat menguras energi dan menurunkan dorongan untuk merawat diri. Hal sederhana seperti mandi bisa terasa sangat berat dilakukan ketika kondisi mental seseorang sedang terpuruk.

Lansia Rentan Mengalami Self-Neglect

Penelitian di Turki memberikan gambaran lain. Studi tersebut menemukan bahwa lansia yang mengalami depresi lebih mudah jatuh dalam kondisi self-neglect atau mengabaikan diri sendiri. Mereka tidak hanya jarang mandi, tetapi juga sering lupa makan dengan teratur, tidak mengganti pakaian, bahkan menolak pengobatan.

Kondisi ini jelas berbahaya karena bisa memicu penurunan kesehatan fisik secara drastis. Lansia dengan depresi yang tidak menjaga kebersihan berisiko tinggi terkena infeksi kulit, penyakit pernapasan, hingga semakin terisolasi dari lingkungan sosial. Para ahli menekankan bahwa fenomena ini perlu mendapat perhatian lebih serius, terutama di tengah bertambahnya jumlah populasi lanjut usia di berbagai negara.

Temuan di Indonesia: Riset Rumah Berdaya Denpasar

Fenomena serupa juga ditemukan di Indonesia. Riset yang dilakukan di Rumah Berdaya Denpasar, sebuah pusat rehabilitasi untuk penderita gangguan jiwa, mengungkap bahwa banyak pasien kerap mengabaikan kebersihan harian. Mereka sering lupa atau enggan mandi, tidak menyikat gigi, dan tidak mengganti pakaian.

Baca Juga : Gibran Pantau Siskamling Jakarta, Bagi Alat Ronda Ke Warga

Menurut para pendamping, perilaku ini bukan hanya karena malas, melainkan terkait erat dengan kondisi mental yang mereka alami. Ada pasien yang merasa tidak memiliki motivasi, ada pula yang sibuk dengan pikiran-pikiran tertentu sehingga melupakan kebutuhan dasar seperti mandi.

Temuan ini menegaskan bahwa masalah kebersihan pribadi bisa menjadi indikator yang penting dalam memantau kondisi kesehatan jiwa seseorang.

Malas Mandi Tidak Selalu Berarti Gangguan Jiwa

Meski begitu, para ahli mengingatkan bahwa malas mandi tidak selalu berarti seseorang mengalami gangguan jiwa. Ada banyak faktor lain yang bisa memengaruhi, seperti kelelahan fisik, lingkungan, atau sekadar kebiasaan buruk.

Namun, jika kebiasaan ini berlangsung lama dan disertai dengan gejala lain—misalnya menarik diri dari lingkungan sosial, kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari, perubahan pola makan atau tidur—maka hal itu patut dicurigai sebagai tanda adanya masalah psikologis yang lebih dalam.

Faktor Psikologis yang Memengaruhi

Ada beberapa kondisi psikologis yang kerap membuat seseorang malas mandi, di antaranya:

  1. Depresi – menurunkan energi, motivasi, dan rasa peduli terhadap diri sendiri.

  2. Trauma – pengalaman buruk atau luka batin dapat mengubah perilaku perawatan diri.

  3. Gangguan fungsi eksekutif otak – bagian otak yang bertugas mengatur aktivitas harian terganggu, sehingga mandi terasa sulit dilakukan.

  4. Kecemasan berlebih – beberapa orang merasa cemas berlebihan hingga kehilangan fokus untuk menjaga kebersihan.

Pentingnya Kesadaran dan Dukungan

Psikolog klinis menekankan bahwa masyarakat perlu lebih peka terhadap tanda-tanda perubahan perilaku kebersihan diri. Jika ada kerabat atau teman yang mendadak malas mandi dan merawat diri, jangan langsung menilai atau menghakimi. Sebaliknya, perlu pendekatan penuh empati untuk memahami apa yang sedang mereka alami.

Dukungan keluarga dan lingkungan sangat berperan penting dalam pemulihan. Mengajak bicara, memberikan semangat, atau mendampingi ke tenaga profesional bisa menjadi langkah kecil yang membawa dampak besar.

Menjaga Kebersihan, Menjaga Kesehatan Jiwa

Pada akhirnya, menjaga kebersihan diri bukan hanya soal kesehatan fisik, tetapi juga berhubungan erat dengan kesehatan mental. Rutinitas sederhana seperti mandi ternyata bisa menjadi cermin bagaimana kondisi jiwa seseorang.

Jika masyarakat mulai menyadari bahwa kebiasaan ini dapat mengindikasikan gangguan jiwa, diharapkan stigma terhadap penderita gangguan mental bisa berkurang. Kesadaran kolektif inilah yang nantinya membantu terciptanya lingkungan yang lebih peduli, inklusif, dan sehat—baik secara fisik maupun mental.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *