KilauBerita – Kartika Sari Dewi Kembali Ziarah ke Makam Bung Karno Setelah 55 tahun lamanya, Kartika Sari Dewi Soekarno, putri Presiden pertama Republik Indonesia, akhirnya berziarah ke makam ayahandanya, Ir. Soekarno, di Blitar, Jawa Timur.
Kunjungan ini berlangsung pada Senin (15/9/2025) dan menjadi momen penuh haru. Kartika terakhir kali datang ke pusara Bung Karno pada tahun 1970, ketika dirinya masih berusia tiga tahun. Sejak saat itu, ia lebih banyak tinggal di luar negeri dan jarang pulang ke tanah air.
Ziarah Pertama Setelah Setengah Abad
Melalui akun Instagram pribadinya, Kartika membagikan potret dirinya saat berdoa dengan khusyuk di makam sang ayah. Ia tidak sendiri, melainkan ditemani oleh putranya, Frederik Kiran Soekarno Seegers, cucu Bung Karno. Keduanya juga tampak menaburkan bunga sebagai bentuk penghormatan kepada sang Proklamator.
Dalam keterangannya, Kartika mengaku kunjungan tersebut begitu emosional. “Datang ke Blitar membuat saya sangat tersentuh. Terakhir kali saya ke sini saat berusia tiga tahun. Saya selalu berdoa untuk memohon maaf dan dukungan dari Papa,” ungkapnya.
Kartika menilai ziarah kali ini sebagai perjalanan spiritual yang sangat penting dalam hidupnya. Ia merasa kehadirannya di makam Bung Karno bukan sekadar kunjungan keluarga, melainkan wujud ikatan batin yang tetap terjalin meski jarak dan waktu memisahkan.
Ikatan Batin dengan Bung Karno
Selama lebih dari lima dekade, Kartika memang banyak menetap di luar negeri. Kondisi itu membuatnya jarang kembali ke Indonesia, terlebih ke Blitar. Namun, meski terpisah secara fisik, ia menyebut rasa hormat dan kecintaannya pada sosok Bung Karno tak pernah luntur.
Ziarah yang dilakukan bersama putranya juga menjadi simbol keterhubungan lintas generasi. Frederik Kiran, cucu Bung Karno, ikut menyaksikan sekaligus merasakan langsung tradisi keluarga untuk mendoakan dan menghormati leluhur.
Sekilas tentang Kartika Sari Dewi Soekarno
Kartika Sari Dewi lahir pada 11 Maret 1967 di Tokyo, Jepang. Ia merupakan buah hati dari Bung Karno dengan Ratna Sari Dewi, seorang wanita keturunan Jepang yang dinikahi Presiden Soekarno pada 1962.
Sejak wafatnya Bung Karno pada 1970, Kartika lebih banyak menghabiskan waktu di luar negeri. Meski demikian, ia tidak pernah meninggalkan peran penting sebagai penjaga warisan nilai-nilai sang ayah. Melalui Kartika Soekarno Foundation, ia aktif menjalankan program pendidikan dan kemanusiaan di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Kartika kerap menegaskan bahwa perjuangan ayahnya tidak berhenti hanya pada catatan sejarah, melainkan harus diteruskan dalam bentuk nyata. Salah satunya melalui kepedulian terhadap generasi muda, yang ia wujudkan lewat berbagai kegiatan sosial.
Momen Penuh Makna
Kunjungan Kartika ke makam Bung Karno di Blitar bukan hanya perjalanan keluarga, tetapi juga momentum yang sarat makna sejarah. Setelah puluhan tahun, ia akhirnya kembali hadir secara langsung untuk menyampaikan doa, rasa hormat, dan cinta kepada sang ayah.
Bagi banyak orang, momen ini juga menjadi pengingat bahwa warisan Bung Karno tidak hanya tersimpan dalam catatan bangsa, tetapi juga hidup melalui anak cucunya. Kehadiran Kartika bersama Frederik Kiran seolah menegaskan bahwa nilai perjuangan Bung Karno akan terus dijaga lintas generasi.
Baca Juga : PBB Akui Palestina Merdeka, Berkat Dukungan Dari 142 Negara