Dewi Astutik Di Ringkus Interpol, BNN, & BAIS di Kamboja , Operasi perburuan panjang terhadap Dewi Astutik akhirnya berakhir di Kamboja. Perempuan asal Ponorogo itu, yang selama bertahun-tahun masuk daftar buronan Interpol karena penyelundupan dua ton sabu senilai sekitar Rp5 triliun, ditangkap oleh tim gabungan BNN, Interpol, BAIS, dan Kepolisian Kamboja. Penangkapannya menutup salah satu pelarian paling licin dalam sejarah kasus narkotika Indonesia.
Digerebek Saat Dalam Perjalanan
Dewi Astutik Di Ringkus Interpol, Menurut keterangan resmi Dewi diamankan saat berada di dalam sebuah mobil yang melaju menuju Sihanoukville. Tanpa drama, aparat Kamboja langsung memborgolnya, lalu memindahkannya ke kendaraan lain yang telah disiapkan untuk operasi penjemputan. Dari sana, ia dibawa ke Phnom Penh untuk proses administrasi sebelum dipulangkan ke Indonesia.
Aparat menyebut Dewi sempat berganti-ganti identitas dan penampilan untuk menghindari deteksi. Selama berada di luar negeri, dia dikenal sangat lihai berpindah negara dan memanfaatkan berbagai jaringan untuk menutupi aktivitasnya. Namun upaya itu runtuh ketika Kepala BNN ikut turun langsung memimpin operasi gabungan ini—sebuah langkah yang menunjukkan betapa seriusnya pemerintah memburu pelaku kejahatan narkotika kelas kakap.
Sabu Dua Ton dan Jaringan Internasional
Kasus yang menyeret nama Dewi bukan perkara kecil. Dua ton sabu yang diselundupkannya—sekitar 2,1 juta gram—diperkirakan bernilai lima triliun rupiah. Barang tersebut diyakini berasal dari jaringan internasional kawasan Golden Triangle. Jika sampai beredar di Indonesia, jumlah itu diperkirakan cukup untuk merusak kehidupan jutaan orang.

Profil Dewi Astutik,Buronan interpol dalam kasuh narkotika senilai 5 T
Dari hasil penyelidikan sebelumnya, Dewi bukan pemain ecek-ecek. Ia diduga berperan sebagai rekrutor dan perantara jaringan narkoba lintas benua yang melibatkan Asia hingga Afrika. Beberapa negara lain, termasuk Korea Selatan, juga pernah memasukkannya ke dalam radar pencarian karena keterkaitan dengan sindikat yang sama.
Akhir Pelarian, Awal Proses Hukum
Setelah ditangkap, Dewi langsung dipindahkan ke Phnom Penh untuk proses administrasi pemulangan. Hari ini, ia dijadwalkan diterbangkan ke Indonesia untuk menghadapi proses hukum yang menantinya. BNN menyebut pemulangan ini sebagai bagian penting untuk memastikan seluruh rangkaian kejahatan Dewi dapat diusut tuntas.
Kasus ini menjadi salah satu operasi terbesar BNN dalam beberapa tahun terakhir. Tidak hanya karena nilai narkotika yang terlibat, tetapi juga karena struktur jaringannya yang rumit dan kemampuan Dewi bergerak lintas negara. Penangkapannya menjadi momentum penting bagi Indonesia dalam memperkuat kerja sama internasional memberantas perdagangan narkoba skala besar.
Baca Juga : Jerman Ciptakan Gel Penyembuh Sendi yang Bekerja Tanpa Operasi
Implikasi dan Langkah Selanjutnya
BNN menilai keberhasilan operasi ini menyelamatkan jutaan jiwa dari ancaman narkoba. Selain itu, penangkapan Dewi membuka peluang untuk membongkar lebih jauh jaringan yang selama ini bergerak di balik layar. Tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka baru ataupun pengembangan kasus yang lebih luas.
Dengan kembali dibawanya Dewi ke tanah air, fokus berikutnya adalah memastikan proses hukum berjalan transparan dan tuntas. Pemerintah juga mendorong penguatan sistem pengawasan pelabuhan, jalur laut, dan rute ekspedisi internasional—karena kasus dua ton sabu ini memperlihatkan bagaimana sindikat internasional bisa menyusup melalui berbagai celah.