KilauBerita, 12 Juli 2025 — Tragedi penerbangan Air India yang menewaskan 260 orang akhirnya mulai menemukan titik terang. Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India merilis hasil penyelidikan awal atas kecelakaan pesawat Boeing 787-8 Dreamliner milik Air India yang jatuh di Ahmedabad pada 12 Juni lalu. Hasil investigasi mengungkap bahwa saklar bahan bakar pada kedua mesin pesawat secara misterius berpindah ke posisi mati hanya beberapa detik setelah pesawat lepas landas.
Mengutip laporan AFP yang dirangkum detikcom, Sabtu (12/7/2025), diketahui bahwa sakelar bahan bakar pada Mesin 1 dan Mesin 2 berpindah dari posisi “RUN” ke “CUTOFF” dalam waktu berselang hanya satu detik. Pergeseran saklar ini memutus aliran bahan bakar ke mesin, menyebabkan pesawat kehilangan tenaga secara tiba-tiba.
Pilot Saling Bertanya: Siapa yang Mematikan Bahan Bakar?
Dalam rekaman suara kokpit yang menjadi bukti kunci, terdengar salah satu pilot mempertanyakan kepada koleganya, “Mengapa kamu mematikan bahan bakarnya?” Pilot lain dengan tegas menjawab bahwa dia tidak melakukannya. Hal ini memperkuat dugaan bahwa perpindahan saklar bukan dilakukan secara manual oleh awak kokpit, melainkan bisa jadi disebabkan oleh kegagalan sistem atau gangguan teknis lainnya.
Meski demikian, laporan investigasi belum menyebutkan siapa yang bertanggung jawab atas insiden tragis ini. Penyelidikan menyebutkan bahwa setelah saklar kembali ke posisi “RUN” dan mesin mulai menyala kembali, pilot sempat mengirimkan sinyal darurat: “MAYDAY MAYDAY MAYDAY”.
Baca Juga : Ulama Iran Tawarkan Imbalan Besar untuk Pembunuhan Trump
Pesawat Jatuh di Kawasan Padat Penduduk
Tragisnya, pesawat yang lepas landas dari Kota Ahmedabad menuju London itu tidak sempat kembali mengudara secara stabil. Dalam hitungan detik, pesawat menukik tajam dan menabrak kawasan padat penduduk. Area yang terdampak termasuk kompleks rumah sakit serta asrama mahasiswa kedokteran di Byramjee Jeejeebhoy Medical College and Civil Hospital.
Pesawat mengangkut total 260 orang, terdiri dari 12 awak kabin dan 248 penumpang yang berasal dari berbagai negara: 169 warga negara India, 53 warga Inggris, 7 warga Portugal, dan 1 warga Kanada. Hanya satu penumpang yang berhasil selamat dari tragedi ini.
Satu-Satunya Korban Selamat: Vishwashkumar Ramesh
Satu-satunya penumpang yang berhasil selamat dari insiden ini adalah Vishwashkumar Ramesh, warga negara Inggris berusia 40 tahun yang duduk di kursi 11A. Dalam wawancara dengan media pemerintah India, DD News, Ramesh menceritakan detik-detik menegangkan saat pesawat mulai jatuh.
“Saya merasakan pesawat seperti menggantung di udara selama 5 hingga 10 detik, sebelum akhirnya menukik tajam,” ujarnya. Menurutnya, bagian pesawat tempat ia duduk tidak langsung menabrak bangunan, dan itulah yang menyelamatkan nyawanya.
Ketika badan pesawat pecah, Ramesh melihat celah kecil di dekat tempat duduknya. Dia berhasil melepas sabuk pengaman dan mendorong celah tersebut menggunakan kaki, lalu merangkak keluar dari reruntuhan. “Saya masih tidak percaya bisa keluar hidup-hidup,” katanya, dengan suara bergetar.
Ramesh juga menyaksikan langsung para korban di sekitarnya, termasuk pramugari dan penumpang lain, meninggal dunia di tempat. “Saya kira saya juga sudah mati. Tapi saat membuka mata, saya sadar saya masih hidup. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa selamat,” tambahnya.
Investigasi Lanjut dan Analisis Mendalam
Hingga saat ini, penyelidikan masih terus berlangsung. Situs web aviasi The Air Current menyebutkan bahwa penyelidik kini memfokuskan perhatian pada pergerakan saklar bahan bakar mesin. Mereka memperkirakan proses investigasi penuh bisa memakan waktu berbulan-bulan, bahkan mungkin lebih lama, tergantung hasil analisis sistem teknis dan rekaman data penerbangan.
“Fokus para penyelidik bisa saja berubah seiring berjalannya waktu, tergantung data yang ditemukan,” demikian laporan situs tersebut.
Penutup
Kecelakaan tragis yang menimpa penerbangan Air India ini menjadi salah satu insiden penerbangan paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir. Dengan 260 korban jiwa dan hanya satu orang selamat, tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban dan dunia penerbangan internasional.
Banyak pertanyaan masih menggantung, terutama terkait bagaimana saklar bahan bakar bisa mati dalam waktu hampir bersamaan tanpa perintah dari pilot. Jawaban atas misteri ini akan menjadi kunci utama untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.