Berita Internasional

Seorang Pria AS Dirawat 3 Minggu Usai Ikuti Tips ChatGPT

KILAUBERITA, Whasington Dc , – Seorang Pria AS Dirawat 3 minggu lebih di Amerika Serikat ( Whasington Dc ) harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama tiga minggu setelah mengikuti saran gaya hidup yang diberikan oleh chatbot AI milik OpenAI, ChatGPT. Insiden ini bermula ketika pria tersebut meminta rekomendasi untuk mengubah kebiasaan makannya, khususnya mengganti garam dapur (natrium klorida/NaCl) yang ia anggap berisiko bagi kesehatan.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), konsumsi garam berlebih dapat meningkatkan tekanan darah dan memicu penyakit berbahaya seperti serangan jantung dan stroke. Diduga alasan inilah yang mendorong pria tersebut mencari alternatif pengganti garam.

Ikuti Saran ChatGPT,  Seorang Pria AS Dirawat 3 minggu di Rs dengan usia 60 Tahun Keracunan Bromida dan Alami Halusinasi!  | KILAUBERITA

Saat berkonsultasi dengan ChatGPT, ia menemukan informasi bahwa natrium klorida dapat diganti dengan zat lain yang memiliki senyawa natrium, yaitu natrium bromida (sodium bromide). Tanpa mencari pendapat medis lebih lanjut, pria itu langsung membeli produk mengandung natrium bromida dari internet dan mengonsumsinya secara rutin selama tiga bulan dan hal ini Membuat Seorang Pria AS Dirawat.

Sayangnya, ia tidak menyadari bahwa sodium bromida bukanlah bahan yang aman untuk konsumsi manusia. Zat ini memang pernah digunakan pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 sebagai obat penenang dan penghilang gejala kejang. Namun, menurut National Library of Medicine (NLM), penggunaan tersebut sudah ditinggalkan karena risiko efek samping yang tinggi.

Saat ini, sodium bromida hanya digunakan sebagai obat anti kejang untuk hewan peliharaan seperti anjing dan kucing. Senyawa tersebut juga banyak ditemukan pada produk pembersih, termasuk yang digunakan untuk merawat kebersihan kolam renang.

NLM menegaskan, konsumsi sodium bromida secara terus-menerus pada manusia dapat menimbulkan efek berbahaya. Beberapa di antaranya adalah gangguan sistem saraf, masalah pada kulit, mual, muntah, hingga kerusakan organ.

ChatGPT lagi lagi membuat onar dan korban nya Seorang Pria AS Dirawat 3 Minggu Usai Ikuti Tips ChatGPT

KILAUBERITA, Akibat mengonsumsi zat tersebut tanpa pengawasan medis, pria itu mulai merasakan gejala aneh seperti pusing, lemas, gangguan penglihatan, dan kesulitan berjalan. Kondisinya memburuk hingga harus dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Tim medis kemudian mendeteksi adanya kadar bromida yang tinggi di dalam tubuhnya, yang menjadi penyebab utama keracunan dan gangguan saraf.

Selama tiga minggu di rumah sakit, ia menjalani perawatan intensif termasuk terapi untuk mengeluarkan racun dari tubuhnya. Beruntung, setelah serangkaian penanganan medis, kondisinya berangsur membaik meski masih membutuhkan pemulihan lanjutan.

Kasus ini menjadi peringatan keras bagi masyarakat agar lebih berhati-hati dalam mengikuti saran dari teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI). Meski AI dapat memberikan informasi umum, keputusan terkait kesehatan sebaiknya selalu dikonsultasikan kepada tenaga medis profesional.

Dokter yang menangani kasus ini menekankan bahwa tidak semua informasi yang diberikan AI aman atau akurat, terlebih jika digunakan untuk pengobatan atau perubahan pola makan. “Jangan pernah mengonsumsi bahan kimia tanpa rekomendasi dokter, apalagi yang jelas-jelas tidak ditujukan untuk manusia,” ujarnya.

Peristiwa ini juga memicu perbincangan di dunia kesehatan dan teknologi mengenai perlunya regulasi lebih ketat terkait penggunaan AI dalam memberikan saran medis.

Baca Juga : Berita Harian Terlengkap Hanya Di sini 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *