PDIP Pecat Anggota DPRD
Berita Nasional

PDIP Pecat Anggota DPRD GORONTALO Yang Sempat Viral

KilauBerita, Gorontalo –  PDIP Pecat Anggota DPRD GORONTALO Yang Sempat Viral,Suasana politik di Gorontalo mendadak memanas. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) resmi memecat salah satu kadernya, Wahyudin Moridu, anggota DPRD Provinsi Gorontalo, setelah sebuah video dirinya beredar luas di media sosial. Dalam rekaman yang sontak viral itu, Wahyudin kedapatan berucap soal niat “merampok uang negara”.

Ucapan tersebut bagai bom waktu. Hanya hitungan jam setelah tersebar, publik langsung bereaksi dengan amarah. Gelombang komentar pedas, kecaman keras, hingga hujatan deras meluncur di berbagai platform digital. Tak sedikit yang menyebut kalimat itu sebagai bukti nyata mentalitas busuk yang selama ini ditakuti masyarakat dari pejabat publik.

Viral yang Mengguncang

PDIP Pecat Anggota DPRD GORONTALO Yang Sempat Viral,Video singkat berdurasi tak lebih dari satu menit itu memperlihatkan Wahyudin dengan suara lantang menyebut dirinya mau merampok uang negara. Meski belakangan dibela oleh lingkaran dekatnya bahwa ia sedang dalam kondisi mabuk, publik tak lagi peduli. Bagi rakyat, ucapan itu sudah telanjur dianggap sebagai cerminan mental korup.

“Ini pelecehan terhadap hati nurani rakyat. Kita bekerja keras, membayar pajak, sementara ada pejabat yang berani berseloroh mau merampok uang negara,” ujar seorang warga Gorontalo yang ditemui wartawan dengan nada geram.

komarudin watubun benhur tomi mano berpeluang menang di pilkada papua RuFgh2nthd
Potret Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun saat diwawancarai media (sum/adminberita)

DPP PDIP Bergerak Cepat

Kegaduhan itu tak bisa dibiarkan berlarut. Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun, langsung tampil ke publik dan mengumumkan keputusan mengejutkan: Wahyudin resmi dipecat.

“Partai tidak bisa mentoleransi ucapan itu. Sekali seorang kader mencederai kepercayaan publik, maka selesai sudah. Pemecatan adalah langkah mutlak,” tegas Komarudin dengan wajah serius.

Menurutnya, keputusan ini bukan sekadar untuk menjaga nama partai, tapi juga demi mengembalikan kepercayaan rakyat yang terlanjur terguncang.

Pergantian Antar Waktu (PAW) Disiapkan

Tak hanya berhenti di pemecatan, PDIP juga langsung menyiapkan Pergantian Antar Waktu (PAW). Kursi kosong di DPRD Gorontalo hasil suara rakyat dianggap tak boleh dibiarkan begitu saja.

“Kami segera ajukan mekanisme PAW ke KPU. Posisi ini harus diisi orang yang benar-benar menjaga amanah rakyat, bukan mempermainkan kepercayaan publik,” tambah Komarudin.

Langkah ini menjadi sinyal bahwa partai banteng moncong putih sedang memasang pagar tinggi untuk melindungi citranya menjelang tahun politik.

Baca Juga : TNI Bangun Pos Taktis di Kuyawage dengan Pendekatan Humanis

Gema Amarah Publik

Dunia maya mendidih. Tagar bernada kecaman terhadap Wahyudin bertengger di jagat Twitter dan Facebook. Rakyat seolah tak mau lagi memberi ruang maaf.

“Kalau sudah keluar kata-kata rampok uang negara, meski bercanda sekalipun, itu mengkhianati rakyat,” tulis salah satu komentar warganet yang mendapat ribuan likes.

Di Gorontalo sendiri, sejumlah aktivis mahasiswa turun ke jalan membawa spanduk bertuliskan: “DPRD Bukan Tempat Perampok”. Aksi itu menambah panas suasana.

Analisis Pengamat: Bom Waktu Politik

Pengamat politik Universitas Negeri Gorontalo, Arifin Monoarfa, menyebut kasus Wahyudin sebagai “bom waktu” yang bisa merusak elektabilitas partai jika tak ditangani cepat.

“PDIP bergerak cepat, dan itu langkah tepat. Tapi ingat, publik tidak hanya menilai dari sanksi, melainkan juga dari konsistensi. Jangan sampai ada kader lain yang mengulanginya,” katanya dengan nada tajam.

Arifin menegaskan bahwa ucapan Wahyudin adalah potret kegagalan pembinaan kader. “Partai harus belajar, jangan hanya mengandalkan popularitas seseorang untuk maju, tapi juga moralitasnya,” tambahnya.

20230918 160415 0000 456251623
Potret logo kebesaran PDIP  (sum/bicaranetwork)

Citra Partai Jadi Taruhan

Kasus ini tak ubahnya badai yang menghantam PDIP di Gorontalo. Citra partai yang berusaha dibangun dengan kerja politik bertahun-tahun, seolah hancur dalam sekejap akibat ucapan satu orang kader.

Kini, PDIP harus berjibaku memulihkan kembali kepercayaan publik. Setiap langkah, setiap pernyataan, dan bahkan setiap gestur politik pasca-putusan pemecatan ini akan diamati tajam oleh rakyat.

Pesan Keras untuk Semua Kader

Kisah Wahyudin Moridu jadi pelajaran keras. Satu ucapan sembrono bisa menutup pintu karier politik seketika. Publik semakin cerdas, semakin kritis, dan tak lagi mudah melupakan kesalahan fatal seorang wakil rakyat.

Pemecatan ini adalah alarm bagi semua kader partai politik, bukan hanya PDIP. Bahwa jabatan publik adalah amanah, bukan ruang bercanda. Apalagi sampai menyebut niat merampok uang negara, walau dalam kondisi mabuk.

Kesimpulan

Drama pemecatan Wahyudin Moridu menunjukkan betapa rapuhnya karier politik di era digital. Satu kalimat salah tempat, viral dalam hitungan detik, dan hancur sudah segalanya.

PDIP telah memilih jalan tegas: memecat, menyiapkan PAW, dan menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat. Namun, bekas luka dari ucapan “mau rampok uang negara” mungkin tak akan mudah hilang dari ingatan publik.

Kini, bola ada di tangan partai untuk membuktikan apakah mereka benar-benar konsisten menegakkan disiplin dan menjaga integritas, atau hanya sekadar meredam badai sesaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *