Impor Produk China ke RI Diprediksi Meningkat Tajam, Ini Faktor Pendorongnya
KilauBerita , Jakarta – Indonesia diperkirakan akan mengalami lonjakan impor produk dari China dalam beberapa bulan ke depan. Fenomena ini dipicu oleh sejumlah faktor ekonomi dan kebijakan global yang saling berkaitan, mulai dari melemahnya permintaan domestik di China hingga dampak perlambatan ekonomi global yang memaksa Negeri Tirai Bambu mencari pasar ekspor baru, termasuk Indonesia.
Baca Info lengkap nya di sini : Berita Bola Terbaru Dan Terlengkap di sini
Menurut pengamat ekonomi internasional, tekanan terhadap ekonomi China mendorong negara tersebut untuk semakin agresif dalam mengekspor produk ke berbagai negara, salah satunya Indonesia. Kondisi kelebihan pasokan (oversupply) di sektor manufaktur China menjadi salah satu pemicu utama.
“Ketika permintaan domestik di China melemah, mereka cenderung mencari pasar eksternal untuk menjaga roda industrinya tetap berputar. Indonesia, sebagai salah satu mitra dagang utama, menjadi target ekspor produk-produk seperti elektronik, baja, tekstil, dan barang konsumsi lainnya,” kata Faisal Hadi, analis ekonomi dari Lembaga Riset Pasar Asia Tenggara, Jumat (19/4).
Faisal menambahkan bahwa kebijakan subsidi ekspor dan insentif pajak yang diberikan oleh pemerintah China kepada produsen lokal juga membuat harga produk China menjadi semakin kompetitif di pasar internasional, termasuk di Indonesia. “Mereka bisa menjual barang dengan harga lebih murah dari produksi lokal, dan ini menekan industri dalam negeri,” katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa nilai impor dari China ke Indonesia terus menunjukkan tren kenaikan sejak awal 2024. Pada kuartal pertama saja, total impor dari China mencapai lebih dari USD 15 miliar, naik sekitar 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku industri dalam negeri. Ketua Asosiasi Industri Kecil dan Menengah Indonesia (IKM Indonesia), Nur Hidayat, mengatakan bahwa serbuan produk murah dari China bisa mematikan usaha lokal yang belum pulih sepenuhnya dari dampak pandemi.
“Persaingan harga sangat tidak sehat. Banyak pelaku IKM yang kesulitan menjual produknya karena harga barang China jauh lebih murah. Jika ini dibiarkan, industri dalam negeri bisa kolaps,” ujar Nur.
Baca Info Berita Harian Terlbaru dan Terlengkap nya di sini : Info Seputar Berita Harian Di sini
Pemerintah sendiri menyadari tantangan tersebut. Kementerian Perdagangan tengah mengkaji langkah-langkah pengendalian impor dan perlindungan terhadap industri dalam negeri. Salah satu wacana yang mengemuka adalah penerapan bea masuk tambahan untuk komoditas tertentu yang dianggap membanjiri pasar.
“Kami sedang memetakan produk-produk yang berpotensi mengganggu stabilitas industri lokal. Kebijakan safeguard bisa menjadi opsi,” kata Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga.
Meski begitu, sejumlah ekonom mengingatkan bahwa kebijakan proteksionis harus diterapkan secara hati-hati agar tidak memicu konflik dagang dengan China, yang merupakan mitra dagang strategis Indonesia.
Dengan kondisi global yang masih belum stabil, lonjakan produk China ke pasar Indonesia diperkirakan akan terus berlanjut. Pemerintah pun dituntut untuk segera mengambil langkah bijak yang seimbang antara menjaga hubungan dagang dan melindungi sektor industri dalam negeri.